Sekolah akan Dibuka, Ratusan Guru di Kota Ini Takut Rapid Test

Advertisement

Sekolah akan Dibuka, Ratusan Guru di Kota Ini Takut Rapid Test

Jumat, 14 Agustus 2020

748 Guru di Surabaya Rapid Test untuk Sekolah Tatap Muka, 65 Reaktif

Belajardirumah.org -   Ratusan guru SD dan SMP di Serang, Banten takut menjalani rapid test. Padahal, mereka wajib menjalani tes sebagai syarat mengajar kembali di sekolah di tengah pandemi virus corona (Covid-19) mulai 18 Agustus mendatang.

Dinas Kesehatan Kota Serang menjadwalkan 200 guru untuk mengikuti rapid test pada hari ini, Jumat (14/8). Namun, hingga pukul 11.30 WIB, hanya ada 94 guru yang mau menjalani tes.

"Kita mendapatkan perintah dari Dindik (Dinas Pendidikan), untuk me-rapid test sebanyak 200 orang. Berdasarkan data, baru datang sebanyak 94 orang. Berstatus kepala sekolah dan guru SD dan SMP, yang diinstruksikan oleh Dindik," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Serang, Ratu Ani Nuraeni di Serang, Jumat (14/8).

Ratu Ani mengaku mendapat informasi bahwa 106 guru lainnya tak mau menjalani rapid test karena alasan takut. Meski demikian, dia tetap meminta agar para guru mengikuti tes sebelum kembali mengajar di sekolah mulai 18 Agustus.

"Tadi saya mendengar dari rekan-rekan (guru) yang datang, (alasannya) takut di rapid. Bingung juga kita, kalau gurunya takut gimana muridnya. Sementara kegiatan belajar tatap muka, kita harus jamin gurunya itu sehat dulu," kata Ratu Ani.

Diketahui, Pemkot Serang akan kembali membuka kegiatan belajar mengajar di Sekolah di tengah pandemi virus corona mulai 18 Agustus mendatang. Ada sejumlah hal yang harus dilakukan.

Lihat juga: Komnas PA soal Sekolah Tatap Muka: Jangan Anak Jadi Percobaan
Salah satunya adalah para guru wajib menjalani rapid test. Apabila hasil tesnya reaktif, maka guru yang bersangkutan tidak diperkenankan mengajar. Walikota Serang, Safrudin berharap semua guru dalam kondisi sehat.

"Kegiatan belajar mengajar yang akan dibuka pada tanggal 18 Agustus. Kami berharap kepada guru di Kota Serang ini, bisa me-rapid test dulu guru nya, Kemudian gurunya dalam kondisi sehat, kemudian dilanjutkan dengan proses belajar mengajar tatap muka," kata Safrudin, di SD Negeri 2 Kota Serang, Banten, Jumat (14/8).

Saat kegiatan belajar mengajar di sekolah dilaksanakan, protokol kesehatan juga harus diterapkan. Seluruh siswa dan guru wajib mencuci tangan, menjaga jarak tempat duduk serta memakai masker.

Semua itu akan diterapkan selama berada di sekolah. Jika ada guru atau siswa yang positif terinfeksi virus corona, maka sekolah akan ditutup kembali. Kegiatan harus dihentikan.

"Kalau (siswa) sampai ada yang kena (positif Covid-19), tidak diharuskan untuk sekolah, kemudian di obati. Jika ada penularan di satu sekolah, satu lingkungan ini, maka kita akan tutup kembali," kata Safrudin. (Sumber : cnnindonesia)