Jangan Bingung ! Ini 7 Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional, Seluruh Siswa Wajib Simak

Advertisement

Jangan Bingung ! Ini 7 Perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional, Seluruh Siswa Wajib Simak

Selasa, 13 Oktober 2020

Belajardirumah.org -    Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim akhirnya memutuskan untuk menghapuskan Ujian Nasional sebagai standar kelulusan.


Sebagai gantinya Nadiem Makarim menerbitkan Asesmen Nasional sebagai standar kelulusan mulai tahun 2021 mendatang.


Asesmen nasional ini diharapkan oleh Mendikbud, Nadiem Makarim dapat mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik di Tanah Air serta meng-upgrade pendidikan agar menunjang investasi generasi muda di masa depan.


"Perubahan assessment nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu, akan tetapi mengevaluasi, memetakan sistem pendidikan berupa input proses dan hasil," kata Nadiem dalam konferensi melalui akun YouTube Kemendikbud RI, pada Kamis 8 Oktober 2020.


Asesmen Nasional tahun depan akan diselenggarakan setiap jenjang pendidikan dan di setiap daerah di seluruh Indonesia.


Nadiem memaparkan bahwa ada tiga macam ujian yang bakal dilakukan pada Asesmen Nasional, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.


Perubahan ini tentunya membawa sedikit kebingungan terutama dikalangan pelajar mengenai perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional.


Berikut ini telah Fix Indonesia rangkum dari berbagai sumber mengenai perbedaan Asesmen Nasional dan Ujian Nasional agar lebih mudah dimengerti.


1. Perbedaan Metode


Ujian Nasional pada dasarnya menggunakan metode yang disebut sebagai fixed test, atau satu set soal untuk semua peserta.


Sedangkan Asesmen Nasional atau AKM, Survey Karakter, Survey Lingkungan Belajar pada tahun 2021 mendatang akan menggunakan metode multistage adaptive test atau uji adaptif multistage.


2. Perbedaan Mode Ujian


Moda asesmen pada Ujian Nasional yang selama ini digunakan adalah kombinasi dari penggunaan Komputer dan ujian kertas-pensil.


Sedangkan Asesmen Nasional atau AKM, Survey Karakter, Survey Lingkungan Belajar diubah menjadi menggunakan Komputer dengan sistem soal berlapis yang disesuaikan dengan kemampuan para siswa, jadi soal yang digunakan tidak sama rata.


3. Perbedaan Hal yang Diukur dalam Ujian


Ujian Nasional sistemnya adalah menghitung capaian berdasarkan pada kompetensi kurikulum yang tertulis pada setiap mata pelajaran yang dipelajari siswa.


Sedangkan Asesmen Nasional menilai capaian kompetensi pada literasi membaca dan numerasi para siswa, karakter para siswa serta gambaran lingkungan belajar selama siswa bersekolah.


4. Perbedaan Peserta Tes


Jika selama ini di Indonesia yang mengikuti UN adalah anak-anak yang duduk di tingkat akhir setiap jenjang sekolah, yaitu kelas 6, kelas 9 (3 SMP) dan kelas 12 (3 SMA) maka Asesmen Nasional punya cara yang berbeda.


Peserta Tes AKM, Survey Karakter, Survey Lingkungan Belajar justru adalah siswa yang berada satu tahun sebelum tahun kelulusan mereka, alias peserta didik terpilih adalah dari kelas 5, 8, dan 11 dari semua sekolah atau satuan pendidikan.


5. Perbedaan Pelaporan Hasil Tes


Dalam Ujian Nasional yang dilihat adalah nilai tiap siswa, nilai agregat tiap sekolah/satuan pendidikan serta nilai agregat per wilayah (desa, kota/kabupaten, provinsi)


Sedangkan Asesmen Nasional dilihat berdasarkan nilai agregat tiap sekolah/satuan pendidikan dan nilai agregat per wilayah (desa, kota/kabupaten, provinsi).


6. Nilai Ujian Tidak Bisa Langsung Digunakan


Kalau dulu, selesai Ujian Nasional, nilai UN bisa langsung dipakai untuk melamar kerja, mencari beasiswa, atau kuliah luar negeri, kali ini berbeda.


Untuk siswa kelas 12 (3 SMA) yang memerlukan nilai kompetensi untuk melamar kerja, beasiswa, kuliah luar negeri, dsb; bisa daftar dan ikut Asesmen 2021.


7. Perbedaan Jenis Soal


Pengukuran hasil UN masih banyak mengukur kompetensi berpikir tingkat rendah (Lower-order thinking skills, disingkat LOTS) & kurang berorientasi pada pengembangan penalaran.


Sedangkan, soal-soal yang ada di asesmen ini akan lebih banyak mengukur kompetensi bernalar (Higher-order thinking skills, disingkat HOTS).


Ketimbang ditanya fakta atau definisi, siswa ditanya bagaimana sebuah sistem bekerja.


Soal HOTS nantinya akan mengasah logika, pola pikir kritis, dan kreativitas siswa.