Siap-Siap ! 3 Juta Guru Honorer Dapat BLT Rp 2,4 Juta Dari Kemdikbud dan Kemenag, Simak Persyaratan Yang Harus Disiapkan

Advertisement

Siap-Siap ! 3 Juta Guru Honorer Dapat BLT Rp 2,4 Juta Dari Kemdikbud dan Kemenag, Simak Persyaratan Yang Harus Disiapkan

Minggu, 25 Oktober 2020

Belajardirumah.org -      Sedikitnya sekitar tiga jutaan guru honorer yang ada di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia direncanakan mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT).


Demikian diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah. Kemenaker RI, menurut Ida Fauziyah, akan menggelontorkan anggaran BLT untuk sekitar tiga jutaan guru honorer dilingkungan Kemendikbud dan Kemenag RI.


Ida Fauziyah mengatakan, anggaran BLT bagi tiga juta guru honor tersebut merupakan sisa dari anggaran BLT sebesar Rp2,4 juta bagi pekerja.


Sebelumnya, pemerintah melalui Kemenaker RI pada awalnya menargetkan bantuan BLT sebesar Rp2,4 juta untuk sebanyak 15,7 juta pekerja.


BLT atau Bantuan Subsidi Upah (BSU) merupakan salah satu program pemulihan ekonomi nasional di samping bantuan ekonomi lainnya seperti Kartu Prakerja, Banpres Produktif UMKM, dan bantuan ekonomi lainnya. Program ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19.


Dalam keterangan tertulis di situs resmi Kemnaker, penyaluran BSU guru honorer akan dicairkan setelah BSU untuk karyawan swasta selesai pada termin II di bulan Oktober hingga November 2020.


Sedangkan rincian pembagian bantuan Rp2,4 juta tersebut, para guru honorer yang mendaftarkan akan mendapatkan subsidi gaji sebesar Rp600 ribu selama 4 bulan.


Adapun dana BSU guru honorer di lingkup Kemendikbud dan Kemenag tersebut, sisa dari anggaran Bantuan Subsidi Upah BPJS Ketenagakerjaan Rp2,4 juta untuk karyawan swasta.


Sebagai Informasi, Kemnaker pada 30 Juni 2020 menargetkan program BSU Rp2,4 juta bagi 15,7 juta pekerja yang terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Total anggaran dari program BSU tersebut mencapai Rp37,7 triliun.


Akan tetapi, hingga batas akhir penyerahan data penerima, data yang dikumpulkan dan diserahkan BPJS Ketenagakerjaan hanya mencapai 12.272.731 pekerja. Sehingga ada sekitar 3 jutaan yang tersisa dari jumlah tersebut.


"Sisa anggaran akan diserahkan kembali ke Bendahara Negara. Rencananya, akan disalurkan untuk subsidi upah bagi guru honorer dan tenaga pendidik, baik di lingkup Kemendikbud maupun Kemenag," kata Menaker Ida Fauziyah.


Pencairan pada BLT subsidi gaji BPJS Ketenagakerjaan termin II akan ditargetkan penyalurannya pada akhir Oktober hingga November 2020.


Untuk medapatkan BSU BPJS Ketenagakerjaan, guru honorer mesti memenuhi syarat yang telah ditentukan.


Di antaranya, guru honorer harus terdaftar dalam data Kemendikbud dan Kemenag.


Kemudian, pengajar juga harus tercatat aktif mengajar pada semester I 2020-2021 pada Sistem Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Simpatika) Kemenag.


Guru honorer ini juga harus terdaftar di Dapodik dan PDDikti, serta tidak mendapat bantuan sosial lain seperti Kartu Prakerja atau Banpres UMKM.


Namun hinga kini, Menaker Ida Fauziyah masih belum mengumumkan jadwal penyaluran dana Bantuan Subsidi Upah sebesar Rp2,4 juta untuk guru honorer.


Hal itu dikarenakan sampai sekarang proses pendaftaran dan validasi peserta masih dilakukan. Namun, penyalurannya tetap ditargetkan dapat dilakukan pada tahun ini.***