Bunda, Ini 3 Skenario Tahun Ajaran Baru Versi Kemendikbud Mohon Disimak ...

Advertisement

Bunda, Ini 3 Skenario Tahun Ajaran Baru Versi Kemendikbud Mohon Disimak ...

Rabu, 27 Mei 2020

Sedihnya Nadiem Ditinggal Co-Founder Go-Jek

Belajardirumah.org -  Berikut adalah skenario penetapan jadwal tahun ajaran baru tahun 2020 versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Sebelumnya sempat beredar kabar jika jadwal tahun ajaran baru 2020 akan dimulai pada pertengahan bulan Juli 2020. 

Namun, Menteri Nadiem Makarim membantah jika siswa dan siswi akan mulai masuk sekolah pada bulan Juli mendatang. 

3 Skenario Tahun Ajaran Baru Versi Kemendikbud, Menteri Nadiem Makarim Bantah Siswa Masuk Bulan Juli (Kompas.com)

Akan memasuki bulan Juni, pasti banyak orang tua yang mulai mempertanyakan jadwal tahun ajaran baru 2020/2021. 

Hingga Rabu (27/5/2020), Kementerian Pendidikan Nasional yang dipimpin Nadiem Makarim belum menetapkan kepastian kapan Tahun Ajaran Baru 2020 dimulai.

Semua skenario telah dipersiapkan untuk menentukan jadwal tahun ajaran baru 2020. 

Kewenangan kapan masuk sekolah bagi murid sekolah ternyata bukan kewenangan mutlak Nadiem Makarim.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan telah menyiapkan berbagai skenario terkait permulaan tahun ajaran baru 2020/2021.

Hal ini disebabkan pandemi Covid-19 yang belum mereda di Tanah Air.

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah siap dengan semua skenario," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Rabu (20/5/2020), dikutip dari Kompas.com dalam berita berjudul, "Mendikbud Siapkan Skenario Memulai Tahun Ajaran Baru di Tengah Pandemi".

3 Skenario Tahun Ajaran Baru 2020

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) mempersiapkan sejumlah skenario dimulainya pembelajaran di sekolah Tahun Ajaran baru 2020-2021,

Kemungkinan terburuk baru bisa dimulai Januari tahun depan, tahun 2021.

Ada tiga skenario waktu yang disiapkan.

Sekolah dimulai Juli atau Agustus dan Desember atau Januari 2021.

Dikutip dari laman Kemenko PMK, sedikitnya ada tiga skenario yang telah disiapkan.

Seperti yang dikatakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Sartono dalam rapat koordinasi dalam rapat koordinasi Kemenko PMK membahas Persiapan Masuk Kembali ke Sekolah melalui telekonferensi di Jakarta, Jumat (1/5/2020).

1. Sekolah Dibuka Akhir Bulan Juli

Skenario pertama adalah skenario optimis yakni sekolah dibuka kembali akhir bulan Juli atau pertengahan Agustus.

2. Menggunakan Pembelajaran Daring

Skenario kedua adalah pesemis apabila Covid-19 berakhir diakhir 2020, yakni menggunakan pembelajaran daring dengan fokus kepada daerah yang tidak mendapatkan akses listrik dan internet.

Sehingga mendapatkan hak pembelajaran dan dilakukan evaluasi jangkauan TVRI apakah bisa menjangkau sekolah yang tidak memiliki listrik.

3. Mengubah Awal Tahun Ajaran Baru di Bulan Januari 2021

Skenario ketiga yaitu apakah dimungkinkan mengubah awal tahun pembelajaran baru di bulan Januari 2021.

"Laporan Bapak Menko (Muhadjir Effendy) kepada Bapak Presiden adalah pembelajaran pada semester ini belum dapat dibuka kembali," ungkap Agus.

Dikutip dari Kemendikbud.go.id, keputusan mengenai waktu dan metodenya akan juga berlandaskan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

"Tapi keputusan kapan, dengan format apa, dan seperti apa, karena ini melibatkan faktor kesehatan, bukan hanya pendidikan, itu masih di Gugus Tugas," kata Mendikbud.

Selain itu, Mendikbud menampik terkait kabar bahwa Kemendikbud akan membuka sekolah pada awal tahun ajaran baru di Juli.

"Kami tidak pernah mengeluarkan pernyataan kepastian, karena memang keputusannya bukan di kami. Jadi mohon stakeholders atau media yang menyebut itu, itu tidak benar," tegas Nadiem.

Mendikbud menambahkan bahwa di banyak negara, awal tahun ajaran baru relatif tetap.

Meski demikian, penyesuaian metode belajar disesuaikan dengan kondisi dan status kesehatan masyarakat di masing-masing wilayah.

"Kemendikbud menilai saat ini tidak diperlukan adanya perubahan tahun ajaran maupun tahun akademik."

"Tetapi metode belajarnya apakah belajar dari rumah atau di sekolah akan berdasarkan pertimbangan gugus tugas," tutur Mendikbud.