Anak Mulai Bosan Pembelajaran Jarak Jauh? Ini Tips dari Kak Seto

Advertisement

Anak Mulai Bosan Pembelajaran Jarak Jauh? Ini Tips dari Kak Seto

Selasa, 23 Juni 2020

Kak Seto

Belajardirumah.org -  Terkait masih mewabahnya pandemi COVID-19 di Indonesia membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tetap memprioritaskan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau school from home (SFH). Hal ini tentunya memberikan dampak tersendiri terhadap kegiatan belajar mengajar. Tak hanya itu, PJJ juga ternyata memberikan dampak psikologis bagi para orang tua dan murid.

Ketua Komisi Perlindungan Anak, Seto Mulyadi mengatakan salah satu dampak psikologis yang sering sekali dialami anak adalah rasa bosan. Pasalnya, anak yang umumnya terbiasa dengan belajar di sekolah merasa bosan dan jenuh dengan sistem PJJ. Tak hanya itu, beberapa orang tua juga menilai PJJ terkesan belum efektif dan kurang maksimal. Terkait hal ini, dia mengimbau para orang tua untuk tetap mendampingi anak selama belajar di rumah.

"Justru guru yang pertama dan utama adalah para orang tua. Ini terbukti dengan berkembangnya homeschooling, but not just school at home. Schooling yang homey, rumah yang penuh kasih sayang, perhatian individual dan sebagainya. Kalau ini dipertahankan semuanya akan optimal," ujarnya dalam Live Streaming Bincang Psikologi Bersama Kak Seto yang disiarkan melalui UGTV, Senin (22/6/2020).

Dosen Psikologi di Universitas Gunadarma ini juga mengatakan rasa membosankan pada anak nantinya bisa berdampak terhadap tindak kekerasan jika para orang tua salah dalam mendampingi anak belajar di rumah.

"Rusaknya kemampuan kecerdasan anak ini adalah berbagai tindak kekerasan. Artinya sesuatu yang membosankan, kemudian anak berontak lalu dibentak dimarahi itu tindak kekerasan terhadap anak. Jadi, jangan sampai ini terjadi pada saat anak belajar dari rumah saja," katanya.

Lebih lanjut, Kak Seto menjelaskan, dalam menjalani aktivitas belajar di rumah ini memang diperlukan kreativitas dan mental yang tahan banting. Memperkuat mental anak juga diperlukan dalam hal ini, namun semua harus dimulai dari orang tua terlebih dahulu. Ia juga mengimbau, orang tua harus selalu sehat dan kuat hidup selalu GEMBIRA, yakni Gerak, Emosi Cerdas, Merepresentasikan makan dan minum sehat, Beribadah, Istirahat cukup, Rukun, dan Aktif.

Dalam school from home (SFH), peran orang tua untuk menggantikan peran guru dan teman di sekolah juga tak kalah penting. Menurutnya, menjadi sahabat anak merupakan kunci dalam SFH ini. Dengan begitu, anak-anak dapat dengan gembira dan berprestasi.

"Mohon kita semua jadi sahabat anak, itu kuncinya. Yang menggantikan sahabat-sahabatnya di sekolah itu orang tua sekarang. Ini harus diciptakan kepada jiwa para orang tua. Dengan demikian dampaknya adalah anak-anak yang belajar dengan gembira, prestasi akademiknya juga meningkat, tetapi juga tidak merusak jiwanya. Lindungilah putra-putri Anda jadilah sahabat terbaik bagi putra putri tercinta," pungkasnya